JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa kredit perbankan nasional pada Juni 2025 tumbuh signifikan sebesar 8,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai Rp7.903,5 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi maupun individu, menunjukkan tren pemulihan ekonomi yang positif di tengah upaya pemerintah dan otoritas moneter mendorong aktivitas pembiayaan.
Menurut keterangan resmi Bank Indonesia yang dirilis pada Rabu, 25 Juni 2025, kredit kepada korporasi mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 11,6 persen yoy, sedangkan kredit kepada perorangan naik sebesar 4,0 persen yoy.
“Perkembangan kredit yang positif ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan dunia usaha terhadap prospek ekonomi nasional dan dukungan sektor keuangan terhadap pemulihan ekonomi,” tulis BI dalam laporannya.
Kredit Modal Kerja Didominasi Sektor Industri dan Jasa
Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja (KMK) pada Mei 2025 tumbuh 4,5 persen yoy. Kinerja KMK ditopang oleh dua sektor utama:
Sektor industri pengolahan yang tumbuh 7,8 persen yoy
Sektor jasa-jasa yang mencatat pertumbuhan mencolok sebesar 21,3 persen yoy
Pertumbuhan di sektor industri pengolahan menandakan meningkatnya aktivitas manufaktur, sementara lonjakan signifikan pada sektor jasa menunjukkan pemulihan sektor ekonomi tersier seperti perhotelan, restoran, dan transportasi yang sebelumnya terdampak pandemi dan perlambatan ekonomi global.
Kredit Investasi Tumbuh Pesat, Sektor Tambang Paling Menonjol
Sementara itu, Kredit Investasi (KI) mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi yakni 13,4 persen yoy. Kenaikan ini utamanya disumbang oleh:
Sektor pertambangan dan penggalian yang melesat hingga 49,7 persen yoy
Sektor pengangkutan dan komunikasi yang meningkat 24,5 persen yoy
Data ini mengindikasikan bahwa pelaku usaha di sektor-sektor tersebut semakin aktif melakukan ekspansi maupun pembaruan alat dan infrastruktur. Sektor pertambangan menjadi primadona seiring peningkatan permintaan global terhadap komoditas energi dan mineral strategis.
Kredit Konsumsi Meningkat Seiring Kebutuhan Rumah Tangga
Bank Indonesia juga mencatat pertumbuhan pada kredit konsumsi (KK) yang mencapai 8,7 persen yoy. Rinciannya sebagai berikut:
Kredit Pemilikan Rumah (KPR): tumbuh 8,0 persen yoy
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB): naik 5,1 persen yoy
Kredit Multiguna: meningkat 9,6 persen yoy
Pertumbuhan kredit konsumsi mencerminkan perbaikan daya beli masyarakat, serta keberhasilan stimulus fiskal dan moneter yang mendukung sektor konsumtif. Permintaan akan properti dan kendaraan pribadi juga menunjukkan tren yang kembali bergairah.
Stabilitas Kredit Properti Tetap Terjaga
Kredit sektor properti juga menunjukkan perkembangan yang stabil. Pada Mei 2025, kredit properti tumbuh sebesar 5,9 persen yoy, sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 6,1 persen. Komponen penyumbang utama dalam kredit properti antara lain:
KPR dan KPA (Kredit Pemilikan Apartemen): naik 8,0 persen yoy
Kredit Real Estate: meningkat 6,6 persen yoy
Kredit Konstruksi: tumbuh 1,5 persen yoy
Stabilitas ini menjadi indikator bahwa sektor properti nasional tetap resilient meski berada di tengah tantangan global, seperti suku bunga tinggi di negara-negara maju.
Kredit UMKM Tumbuh Moderat, Skala Kecil Mendominasi
Kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mengalami pertumbuhan, meski dalam level moderat. Pada Mei 2025, kredit UMKM naik 1,9 persen yoy. Secara rinci:
UMKM skala kecil mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,6 persen yoy
UMKM skala menengah justru mengalami kontraksi -1,0 persen yoy
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM dipengaruhi oleh:
Kredit Investasi UMKM: naik 5,3 persen yoy
Kredit Modal Kerja UMKM: tumbuh 0,6 persen yoy
Pertumbuhan kredit skala kecil menunjukkan bahwa pelaku usaha mikro dan kecil mulai pulih dan melakukan ekspansi pascapandemi, sedangkan segmen menengah menghadapi tantangan yang lebih besar.
Dorongan BI kepada Perbankan: Turunkan Suku Bunga
Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang mulai menunjukkan tren positif, Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit guna mempercepat pemulihan ekonomi.
“Kami mengimbau industri perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit agar penyaluran kredit semakin bergairah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam pernyataan terpisah.
BI menilai bahwa pelonggaran suku bunga kredit sangat penting untuk memperluas akses pembiayaan, khususnya bagi sektor UMKM dan korporasi yang ingin melakukan ekspansi usaha.
Kesimpulan: Kredit Jadi Motor Penggerak Ekonomi 2025
Dengan total kredit yang tumbuh hingga Rp7.903,5 triliun per Mei 2025, perbankan nasional menunjukkan peran vitalnya sebagai penggerak ekonomi. Sektor industri pengolahan, jasa, pertambangan, serta properti menjadi lokomotif utama dalam mendorong pembiayaan.
Meskipun terdapat tantangan pada sektor UMKM skala menengah, pertumbuhan secara umum menunjukkan arah pemulihan yang konsisten dan sehat. Dorongan Bank Indonesia terhadap perbankan untuk menurunkan suku bunga diharapkan dapat memperluas basis penerima kredit, serta mempercepat momentum pertumbuhan ekonomi nasional di paruh kedua tahun ini.