JAKARTA - Pengertian duopoli merujuk pada situasi di mana dua perusahaan atau pihak dominan menguasai pasar atau industri tertentu.
Istilah ini sering digunakan dalam konteks ekonomi dan politik, di mana dua pihak memiliki pengaruh besar, yang sering kali melibatkan peran pemerintah di dalamnya.
Bagi mereka yang terlibat dalam bidang pemerintahan dan ekonomi, istilah duopoli mungkin sudah tidak asing lagi.
Namun, bagi orang yang tidak terjun langsung ke dalam kedua sektor tersebut, istilah ini mungkin hanya dikenal sebatas nama tanpa pemahaman lebih lanjut mengenai maknanya.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai pengertian duopoli dan karakteristik-karakteristik yang menyertainya.
Pengertian Duopoli
Hal pertama yang akan kita bahas adalah pengertian duopoli. Duopoli merujuk pada struktur pasar di mana hanya terdapat dua produsen atau penjual yang menguasai pasar.
Konsep ini menjadi dasar terbentuknya persaingan dalam model oligopoli, di mana kedua pihak yang terlibat saling bersaing untuk menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen.
Dalam pasar duopoli, kedua produsen ini memiliki ketergantungan strategis yang cukup tinggi, terutama dalam hal pengambilan keputusan bisnis, seperti penetapan harga dan jenis produk yang akan diproduksi.
Persaingan yang terjadi antara mereka juga dipengaruhi oleh model bisnis yang diterapkan.
Sebagai contoh, dalam model Cournot, persaingan ditentukan oleh kuantitas output yang dihasilkan, yang berperan dalam menentukan harga serta volume produksi di antara pasar monopoli dan pasar dengan persaingan sempurna.
Untuk memperoleh kekuatan pasar dan keuntungan yang optimal, kedua produsen dalam duopoli seringkali melakukan kerja sama yang kolusif.
Jenis Duopoli
Setelah mempelajari definisi duopoli, selanjutnya kita akan membahas jenis-jenis duopoli yang ada.
Setidaknya, ada dua jenis utama duopoli, yaitu duopoli Cournot dan duopoli Bertrand, yang masing-masing memiliki karakteristik dan pendekatan yang berbeda dalam persaingannya.
Duopoli Cournot
Jenis pertama adalah duopoli Cournot, yang dinamakan sesuai dengan ahli matematika dan filsuf Prancis, Antoine Cournot. Dalam model duopoli ini, kuantitas menjadi faktor penentu dalam persaingan pasar.
Dengan kata lain, output yang dihasilkan oleh kedua produsen atau perusahaan akan saling mempengaruhi dan menentukan hasil persaingan.
Kedua perusahaan ini berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan memilih tingkat produksi yang optimal, sembari mempertimbangkan output pesaing.
Setiap perusahaan dalam model ini memproduksi sesuai dengan kualitas yang ada di pasar dan tidak mengubah output jika pasar telah mencapai keseimbangan.
Konsep dasar dari duopoli Cournot adalah ketika pasar telah mencapai ekuilibrium, perusahaan-perusahaan ini tidak lagi memiliki insentif untuk mengubah harga atau output.
Bahkan jika terjadi perubahan, perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan lebih besar.
Oleh karena itu, dalam jangka panjang, harga dan output cenderung stabil, dengan hasil persaingan yang berada di antara ekuilibrium pasar dengan kondisi pasar persaingan sempurna dan monopoli.
Duopoli Bertrand
Model duopoli kedua adalah duopoli Bertrand, yang merupakan kritik terhadap model Cournot, terutama dalam hal penekanan pada harga sebagai faktor penentu dalam persaingan.
Dalam model ini, harga menjadi faktor utama, bukan kuantitas output. Setiap perusahaan diharapkan bersaing dengan cara menawarkan harga terbaik atau terendah karena produk yang ditawarkan dianggap identik atau homogen di pasar.
Ketika salah satu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lainnya akan mengikuti langkah yang sama untuk menghindari kehilangan pasar. Fenomena ini bisa memicu perang harga, yang berarti persaingan harga yang terus berlanjut.
Selama harga masih di atas biaya marginal, kedua perusahaan dapat tetap mendapatkan keuntungan dan berpotensi menurunkan harga lebih jauh.
Keseimbangan akan tercapai ketika harga kedua perusahaan sama dengan biaya marginal, sehingga tidak ada lagi ruang untuk penurunan harga lebih lanjut.
Sama seperti dalam model Cournot, model Bertrand juga berasumsi bahwa produk yang dijual bersifat homogen dan tidak ada kolusi antara perusahaan-perusahaan tersebut.
Teori Dasar Duopoli
Adanya teori duopoli pertama kali dijelaskan oleh Antonia Agustin pada tahun 1838 dengan judul “Researches into the Mathematical Principles of the Theory of Wealth”. Yang mana keberadaan teori tersebut disempurnakan oleh Bertrand Edgeworth.
Teori pasar duopoli sendiri menjelaskan jika produsen yang melakukan penjualan produk hanyalah dua atau hanya perusahaan A dan perusahaan B.
Jika barang yang dijual diasumsikan memiliki sifat homogen, maka kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan A juga akan memberikan dampak pada perusahaan B dan begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, baik bagi pengusaha A maupun pengusaha B juga harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan yang akan mereka gunakan, terutama ketika mereka menentukan harga penjualan maupun kapasitas produksi.
1. Teori Pasar Duopoli Cournot
Pada teori Duopoli Cournot, dua produksi akan dianggap mampu menghasilkan barang dengan sifat homogen.
Sedangkan untuk asumsi pokok yang digunakan oleh teori Duopoli Cournot adalah ketika waktu seorang pengusaha duopoli akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya.
Sedangkan jumlah produk yang akan dihasilkan oleh pesaing tidak akan bergantung pada jumlah yang dihasilkan pihak pengusaha yang pertama. Pada teori Duopoli Cournot bisa dirumuskan fungsi permintaan pasarnya adalah sebagai berikut.
Py = f (YA + YB)
Keterangan:
Py = Harga barang homogen yang dijual
YA = Jumlah barang yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli A
YB = Jumlah barang yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli B
Lalu keuntungan yang akan didapatkan oleh masing-masing pengusaha duopoli bisa dirumuskan sebagai berikut:
?a = YA . Py – CA(YA)
?b = YB . Py – CB(YB)
Keterangan:
CA(YA) = Biaya pengusaha A dalam menghasilkan YA
CB(YB) = Biaya pengusaha B dalam menghasilkan YB
2. Teori Kinked Demand Curve (Kurva Permintaan yang Patah)
Selanjutnya, terdapat teori Kinked Demand Curve atau yang dikenal dengan teori kurva permintaan patah. Dalam teori ini, terdapat beberapa asumsi yang perlu dipenuhi untuk menjelaskan dinamika permintaan di pasar duopoli.
a. Asumsi pertama
Asumsi pertama dalam teori kurva permintaan patah adalah bahwa harga pasar yang dapat memuaskan kedua pengusaha duopoli sudah terbentuk. Misalnya, harga yang tercipta adalah PY rupiah.
b. Asumsi kedua
Asumsi kedua adalah jika salah satu produsen di pasar duopoli menurunkan harga jualnya lebih rendah dari harga keseimbangan PY, maka produsen saingan yang mengetahui hal tersebut akan ikut menurunkan harga jual mereka.
Langkah ini diambil agar produsen saingan tidak kehilangan pembeli, yang kemudian memicu terjadinya persaingan harga. Persaingan ini berpotensi merugikan kedua perusahaan yang terlibat dalam pasar duopoli.
c. Asumsi ketiga
Asumsi ketiga adalah jika salah satu pengusaha duopoli memilih untuk tidak menaikkan harga jualnya, tindakan tersebut tidak akan diikuti oleh pesaingnya.
Keputusan ini dapat menyebabkan sebagian atau seluruh pembeli berpindah ke pesaing yang tidak menaikkan harga.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, terbentuklah kurva permintaan yang patah, karena kondisi tersebut menyebabkan harga di pasar duopoli sulit untuk berubah.
Menurut teori ini, jika sebuah perusahaan menurunkan harga lebih rendah dari harga keseimbangan PY, perusahaan lainnya akan mengikuti langkah yang sama agar tidak kehilangan pembeli.
Dalam hal ini, kurva permintaan untuk pengusaha yang menurunkan harga akan membentuk kurva DE. Elastisitas permintaan pada kurva DE akan sama dengan elastisitas permintaan di pasar.
Sebaliknya, jika sebuah perusahaan menaikkan harga lebih tinggi dari harga keseimbangan PY dan diikuti oleh pesaing, terbentuklah kurva DF, dengan elastisitas yang juga sama dengan elastisitas permintaan pasar.
Namun, jika kenaikan harga tidak diikuti oleh perusahaan pesaing, maka kurva yang terbentuk bukanlah kurva DF, melainkan kurva DC. Kurva DC ini memiliki elastisitas permintaan yang lebih besar dibandingkan elastisitas permintaan pasar.
Patahannya kurva permintaan dalam pasar duopoli terjadi karena adanya kenaikan harga yang tidak diikuti oleh pesaing, yang menyebabkan kurva nilai produk marjinal atau MR bagi pengusaha duopoli menjadi CABG.
Di sisi lain, peningkatan harga ini menyebabkan kurva permintaan perusahaan tidak mengikuti pola PYD, tetapi berubah menjadi kurva DC.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak semua pembeli akan meninggalkan perusahaan yang menaikkan harga, karena beberapa pembeli mungkin tidak mengetahui bahwa pesaing tidak ikut menaikkan harga atau tetap membeli meskipun harga naik, mengingat produk yang dijual bersifat homogen.
Ruang Lingkup Duopoli
Dalam penerapannya, duopoli merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mencakup berbagai aspek dan ruang lingkup. Beberapa aspek yang menjadi bagian dari pasar duopoli meliputi penentuan harga serta kapasitas produksi.
Selain itu, kualitas produk yang ditawarkan oleh kedua produsen kepada konsumen juga merupakan bagian dari ruang lingkup pasar duopoli.
Oleh karena itu, semua elemen yang terlibat dalam praktik duopoli sangat terkait dengan produk, konsumen, dan segala hal yang mendukung kelancaran kegiatan atau praktik tersebut.
Hubungan Duopoli dengan Oligopoli
Praktik duopoli sesungguhnya merupakan bagian dari praktik oligopoli. Meskipun istilah oligopoli mungkin kurang dikenal dibandingkan monopoli, secara sederhana oligopoli merujuk pada kondisi pasar yang dikuasai oleh sejumlah produsen yang memproduksi barang dalam jumlah terbatas, namun sangat dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen.
Dalam praktik duopoli, yang melibatkan dua produsen, mereka dapat menghasilkan produk dalam jumlah terbatas, namun produk tersebut memiliki peran penting di pasar.
Kondisi ini memungkinkan kedua produsen tersebut untuk mendominasi pasar, karena mereka mampu memengaruhi konsumen sehingga terjadi ketergantungan pada produk yang mereka tawarkan.
Dampak Duopoli
Seperti halnya monopoli dan oligopoli, duopoli juga dapat memberikan dampak tertentu.
Misalnya, munculnya dua produsen yang berhasil menguasai pasar internasional, sehingga perusahaan lain kesulitan untuk bersaing dengan mereka.
Selain itu, kedua produsen yang menguasai pasar ini mungkin akan terlibat dalam permainan harga, yang dapat menyebabkan lonjakan harga produk secara tiba-tiba di pasar.
Karakteristik Duopoli
Duopoli memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dengan pasar lainnya. Berikut adalah penjelasan mengenai karakteristik-karakteristik tersebut:
Produsen Akan Memiliki Ketergantungan Strategi Tinggi
Karakteristik pertama dari duopoli adalah tingginya ketergantungan antara dua produsen dalam hal strategi. Setiap keputusan dan tindakan strategis yang diambil oleh satu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan lainnya.
Adanya Peluang Perilaku Kolektif Tinggi
Karakteristik kedua adalah kemungkinan terjadinya perilaku kolektif yang tinggi.
Karena keduanya saling bergantung satu sama lain, perusahaan-perusahaan ini cenderung akan berkembang bersama untuk mempertahankan atau meningkatkan keuntungan mereka.
Tingkat Persaingan yang Semakin Sengit
Karakteristik lain dari duopoli adalah persaingan yang semakin sengit. Persaingan ini terjadi karena kedua perusahaan tidak melakukan kolusi dan terpaksa bersaing dalam pasar.
Regulator pun akan melakukan pengawasan ketat untuk mencegah adanya praktik anti persaingan. Pengawasan ini akan mencegah perusahaan untuk bebas berevolusi tanpa batas.
Kekuatan Monopoli yang Cukup Signifikan
Duopoli juga cenderung menghasilkan kekuatan monopoli yang cukup besar. Tidak hanya pada sisi pasokan pasar, namun perusahaan-perusahaan tersebut juga bisa menerapkan strategi diferensiasi produk.
Dengan strategi ini, masing-masing perusahaan dapat menciptakan basis pelanggan setia, meningkatkan kekuatan monopoli mereka.
Hambatan Masuk yang Lebih Tinggi
Duopoli memiliki hambatan masuk yang lebih tinggi, yang dapat disebabkan oleh hambatan struktural seperti skala ekonomi atau penguasaan distribusi produk.
Selain itu, kedua perusahaan mungkin akan secara sengaja menciptakan hambatan masuk melalui harga yang sangat rendah atau loyalitas merek yang kuat.
Skala Ekonomi yang Lebih Signifikan
Karena hanya ada dua perusahaan dalam pasar, masing-masing dapat menikmati penjualan yang lebih tinggi dan keuntungan dari skala ekonomi, yang membuat mereka lebih efisien dalam produksi.
Sebagai penutup, pengertian duopoli menggambarkan situasi pasar yang dikuasai oleh dua produsen, di mana keputusan strategis satu pihak memiliki dampak besar terhadap yang lainnya, menciptakan dinamika persaingan yang unik.