JAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meningkat dengan terjadi erupsi pada Selasa, 24 Juni 2025, pukul 08.40 Wita. Letusan gunung api setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini menyebabkan gangguan aktivitas penerbangan, salah satunya adalah penundaan jadwal pesawat Wings Air IW1995 rute Kupang-Lewoleba.
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, erupsi yang terjadi pada pagi hari itu menghasilkan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang yang condong ke arah barat. Tinggi kolom abu tercatat sekitar 400 meter dari puncak.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 millimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 19 detik," ungkap Petugas Pos Pengamat Gunung Ili Lewotolok, Syawaludin.
Dampak Erupsi: Penerbangan Ditunda
Akibat dari erupsi tersebut, maskapai Wings Air yang dijadwalkan mengudara pukul 08.45 Wita dari Bandara El Tari Kupang menuju Bandara Wunopito di Lewoleba terpaksa menunda keberangkatan. Beberapa penumpang yang sudah berada di dalam pesawat bahkan diminta kembali ke ruang tunggu terminal keberangkatan demi alasan keselamatan.
Penundaan penerbangan ini juga berdampak pada agenda perjalanan sejumlah pejabat pemerintah. Salah satunya adalah Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Dukbangga), Wihaji, yang dijadwalkan menggunakan penerbangan tersebut untuk kunjungan kerja ke Lembata, serta ke Solor dan Larantuka di Kabupaten Flores Timur.
Pihak Wings Air maupun otoritas Bandara El Tari Kupang belum memberikan informasi resmi terkait kapan penerbangan akan dilanjutkan. Namun, koordinasi terus dilakukan antara pihak maskapai, otoritas bandara, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok.
Status Gunung Masih Waspada
Meski terjadi peningkatan aktivitas berupa erupsi, Gunung Ile Lewotolok masih berada pada status Level II atau Waspada. Status ini telah ditetapkan sejak beberapa waktu lalu menyusul adanya peningkatan aktivitas kegempaan dan hembusan abu vulkanik.
Masyarakat di sekitar gunung, khususnya yang berada dalam radius dua kilometer dari puncak kawah, diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun demi menghindari potensi bahaya. Selain itu, warga di Desa Lamatokan dan Desa Jontona juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman guguran material atau longsoran lava dari bagian timur kawah.
"Situasi masih dalam kategori waspada. Kami mengimbau masyarakat tidak mendekati area dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas. Khusus masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona agar tetap waspada terhadap potensi guguran lava," tegas Syawaludin.
Aktivitas Vulkanik Terpantau Meningkat
Erupsi yang terjadi pada Selasa pagi bukanlah satu-satunya aktivitas vulkanik yang terekam dalam beberapa hari terakhir. Data dari PVMBG mencatat bahwa selama Senin, 23 Juni 2025 terdapat 156 kali letusan dengan amplitudo gempa vulkanik antara 19,5-44 millimeter, dengan durasi antara 30 hingga 73 detik.
Selain itu, juga terjadi 166 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2,5-15,6 millimeter dan durasi 27-55 detik, serta empat kali gempa harmonik dengan amplitudo 2,9-3,9 millimeter, yang berlangsung antara 116-180 detik. Frekuensi kegempaan yang cukup tinggi ini menjadi salah satu indikator meningkatnya aktivitas magmatik di dalam tubuh gunung.
PVMBG terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan aktivitas Ile Lewotolok guna menentukan langkah-langkah mitigasi berikutnya, termasuk kemungkinan kenaikan status jika aktivitas vulkanik terus meningkat dalam waktu dekat.
Ancaman Bagi Penerbangan
Erupsi Gunung Ile Lewotolok menjadi ancaman serius bagi aktivitas penerbangan di kawasan NTT, khususnya rute-rute domestik yang melayani penerbangan ke pulau-pulau kecil seperti Lembata. Partikel abu vulkanik yang tersebar di udara dapat membahayakan penerbangan karena dapat mengganggu mesin pesawat dan sistem navigasi.
Karena itu, pihak otoritas bandara dan maskapai penerbangan umumnya akan memilih untuk menunda atau membatalkan penerbangan demi menjamin keselamatan penumpang dan awak pesawat.
Langkah mitigasi dengan menunda keberangkatan penerbangan Wings Air menjadi langkah tepat untuk menghindari risiko tersebut. PVMBG dan BMKG akan terus memberikan laporan terbaru terkait arah dan ketinggian sebaran abu vulkanik kepada pihak maskapai agar bisa melakukan perencanaan rute secara lebih aman.
Riwayat Erupsi Gunung Ile Lewotolok
Gunung Ile Lewotolok memang dikenal sebagai salah satu gunung api aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dalam beberapa tahun terakhir, gunung ini telah beberapa kali mengalami erupsi. Salah satu letusan besar terakhir terjadi pada tahun 2020, yang menyebabkan ribuan warga harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Letusan Ile Lewotolok sering kali disertai lontaran material pijar dan hujan abu vulkanik yang cukup luas jangkauannya. Karena itulah kawasan di sekitar gunung selalu berada dalam pengawasan khusus PVMBG.
Mengingat potensi ancaman yang masih bisa terjadi, pemerintah daerah bersama aparat terkait terus menyiapkan langkah-langkah antisipasi apabila diperlukan evakuasi massal, seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.
Imbauan untuk Masyarakat
Pemerintah setempat bersama BPBD dan aparat keamanan terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar tetap tenang namun waspada menghadapi kondisi ini. Masyarakat juga diminta agar selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan tidak mudah mempercayai informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
“Jika ada perkembangan situasi yang membahayakan, kami akan segera menyampaikan informasi resmi kepada masyarakat. Tetap waspada, jangan panik, dan selalu ikuti arahan dari pemerintah,” tegas Syawaludin.
Penanganan Ke Depan
Hingga berita ini diturunkan, PVMBG bersama BNPB, BMKG, serta otoritas terkait di wilayah NTT masih melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Jika aktivitas vulkanik meningkat dan status dinaikkan, pemerintah daerah sudah memiliki rencana kontinjensi untuk evakuasi warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Di sisi lain, Bandara El Tari Kupang juga tetap siaga dengan berkoordinasi dengan otoritas penerbangan terkait dampak abu vulkanik terhadap aktivitas penerbangan dari dan menuju wilayah Lembata.
Dengan meningkatnya aktivitas Ile Lewotolok, diharapkan masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, mengikuti informasi resmi dari pemerintah, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan.