JAKARTA - Mobil listrik kini semakin populer di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan. Namun, bagi sebagian orang yang baru pertama kali mengemudikan mobil listrik, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar berkendara tetap aman dan nyaman.
Mengemudikan mobil listrik (electric vehicle/EV) ternyata tidak sepenuhnya sama dengan mengendarai mobil berbahan bakar bensin atau diesel. Salah satu perbedaan yang paling mencolok terletak pada karakteristik pengendaliannya (handling), terutama terkait bobot kendaraan dan respons saat berkendara di kecepatan tinggi.
Training Director dari Real Driving Centre (RDC), Marcell Kurniawan, menegaskan bahwa ada beberapa hal mendasar yang harus dipahami oleh pengemudi pemula sebelum mulai menggunakan mobil listrik.
"Bobot EV lebih berat dibandingkan mobil konvensional, sehingga memengaruhi stabilitas saat bermanuver, terutama ketika berbelok atau melaju dengan kecepatan tinggi," kata Marcell.
Mobil Listrik Lebih Berat, Perlu Teknik Khusus
Salah satu faktor yang menyebabkan mobil listrik lebih berat adalah penggunaan baterai berkapasitas besar yang menjadi sumber energinya. Berat ekstra ini berdampak langsung pada pengendalian kendaraan, terutama ketika mobil dipacu pada kecepatan menengah hingga tinggi.
Selain itu, bobot yang lebih besar juga membuat mobil listrik membutuhkan jarak pengereman yang lebih panjang dibandingkan dengan mobil bermesin konvensional. Karena itu, Marcell menyarankan agar para pengemudi pemula selalu memberikan jarak aman dengan kendaraan di depan.
“Kalau berkendara dengan EV, pastikan selalu beri jarak aman dengan kendaraan di depan. Ini penting agar kita bisa melakukan pengereman tepat waktu,” ujarnya.
Menjaga jarak aman saat berkendara bukan hanya penting saat berada di jalan raya, tetapi juga ketika melaju di area padat seperti jalanan perkotaan. Hal ini menjadi langkah pencegahan agar terhindar dari risiko kecelakaan akibat pengereman mendadak.
Perhatikan Kecepatan Saat Melintasi Tikungan
Selain soal jarak pengereman, Marcell juga mengingatkan bahwa pengemudi harus selalu menjaga kecepatan kendaraan, terutama ketika melewati tikungan. Gaya dorong kendaraan akan semakin besar ketika bobot kendaraan bertambah, sehingga traksi ban terhadap permukaan jalan bisa berkurang.
"Jangan sampai terlalu kencang saat masuk tikungan, terutama di jalanan licin. Ingat, semakin berat mobil, semakin besar juga gaya dorong ke luar saat menikung," jelasnya.
Kondisi ini berlaku untuk semua jenis jalan, baik jalan tol maupun jalan biasa. Pada permukaan jalan yang licin atau basah karena hujan, risiko tergelincir akan lebih besar jika pengemudi tidak menyesuaikan kecepatan secara tepat.
Karakteristik Mobil Listrik Berbeda
Lebih lanjut, Marcell juga menekankan pentingnya memahami karakteristik mobil listrik secara menyeluruh. Sebab, performa kendaraan listrik memiliki beberapa perbedaan mendasar dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.
Misalnya, mobil listrik umumnya memiliki torsi instan yang sangat besar. Hal ini memungkinkan kendaraan langsung melaju dengan akselerasi yang tinggi begitu pedal gas diinjak, tanpa jeda seperti pada mobil konvensional. Jika tidak terbiasa, pengemudi bisa terkejut dengan respons kendaraan yang terlalu agresif.
Oleh karena itu, Marcell menyarankan pengemudi pemula untuk membiasakan diri terlebih dahulu dengan respons gas mobil listrik, terutama ketika berkendara di area padat atau saat melakukan manuver parkir.
Dengan pemahaman karakter kendaraan yang baik, pengemudi bisa lebih mudah mengendalikan mobil dalam berbagai situasi, baik dalam kecepatan rendah maupun tinggi.
Tips Mengemudi Mobil Listrik untuk Pemula
Agar lebih aman dan nyaman saat mengemudikan mobil listrik, berikut beberapa tips tambahan yang disampaikan oleh Marcell Kurniawan:
Kenali Sistem Regeneratif
Mobil listrik umumnya dibekali dengan fitur regenerative braking atau pengereman regeneratif, yang memungkinkan energi dari pengereman dikembalikan ke baterai. Pelajari karakteristik pengereman regeneratif agar dapat dimanfaatkan untuk memperlambat laju kendaraan secara efisien.
Gunakan Mode Berkendara Sesuai Kebutuhan
Banyak mobil listrik modern dilengkapi dengan berbagai mode berkendara, mulai dari Eco, Normal, hingga Sport. Pilih mode Eco untuk efisiensi penggunaan baterai saat berkendara di dalam kota. Sementara untuk akselerasi lebih cepat, mode Sport bisa digunakan, tetapi dengan catatan tetap berhati-hati.
Perhatikan Indikator Baterai
Jangan lupa untuk selalu memantau indikator sisa daya baterai sebelum memulai perjalanan. Pastikan rute perjalanan telah mempertimbangkan lokasi charging station jika diperlukan.
Manfaatkan Fitur Bantuan Mengemudi
Mobil listrik saat ini umumnya telah dilengkapi fitur-fitur bantuan berkendara seperti lane departure warning, adaptive cruise control, dan park assist. Gunakan fitur-fitur tersebut untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan berkendara.
Latihan Secara Bertahap
Bagi pengemudi pemula, sebaiknya memulai latihan berkendara dengan mobil listrik di area yang aman, seperti kawasan perumahan atau tempat parkir luas. Setelah terbiasa, barulah mencoba berkendara di jalan raya.
Edukasi Berkendara Mobil Listrik Perlu Ditingkatkan
Dengan semakin meningkatnya populasi kendaraan listrik di Indonesia, edukasi berkendara untuk masyarakat juga menjadi kebutuhan penting. Marcell menilai bahwa pelatihan atau sosialisasi mengenai teknik berkendara mobil listrik perlu terus digencarkan oleh lembaga pendidikan mengemudi, dealer kendaraan, maupun pihak pemerintah.
“Dengan teknik berkendara yang tepat, mobil listrik bisa tetap nyaman dan aman digunakan, bahkan di kecepatan tinggi,” tegas Marcell.
Ia menambahkan bahwa pemahaman yang baik tentang kendaraan listrik akan memaksimalkan pengalaman berkendara dan mengurangi risiko kecelakaan akibat salah pengoperasian.
Dengan mengikuti berbagai tips di atas, para pengemudi pemula bisa lebih percaya diri dan aman saat menggunakan mobil listrik, baik untuk perjalanan harian maupun jarak jauh.