JAKARTA - Nyeri pada kaki sering kali dianggap sepele oleh sebagian orang, terutama wanita. Padahal, keluhan tersebut bisa menjadi sinyal adanya gangguan kesehatan yang berdampak pada keseharian, baik dalam aktivitas ringan hingga berat. Bahkan, nyeri kaki dapat berhubungan dengan kondisi hormonal dan postur tubuh yang buruk, sehingga memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Konsultan senior di Nivaan Care, Dr. Garima Gupta, mengungkapkan bahwa keluhan nyeri kaki sering ditemui pada wanita dari berbagai usia. Kondisi ini bisa berupa rasa sakit di tumit, kekakuan pada telapak kaki, hingga nyeri yang muncul saat pertama kali bangun tidur atau setelah berdiri berjam-jam. Menurutnya, perubahan hormon selama masa menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat memperburuk kondisi tersebut.
"Nyeri kaki sebenarnya bukan masalah yang hanya terfokus pada bagian kaki saja, tetapi mencerminkan bagaimana seluruh tubuh kita bekerja mulai dari postur tubuh, cara bergerak, hingga pengaruh hormon," kata Dr. Garima Gupta.
Pengaruh Hormon Terhadap Nyeri Kaki
Lebih lanjut, Gupta menjelaskan bahwa peningkatan hormon relaksin dan estrogen selama masa-masa seperti menstruasi, kehamilan, dan perimenopause menyebabkan ligamen tubuh menjadi lebih longgar. Kelonggaran ligamen ini tidak hanya berpengaruh pada panggul, tetapi juga turut berdampak pada kaki.
“Pelebaran ligamen membuat struktur kaki tidak sekuat biasanya. Akibatnya, banyak wanita yang mengalami telapak kaki datar atau bahkan plantar fasciitis, yaitu kondisi nyeri pada tumit akibat peradangan jaringan yang menghubungkan tumit dengan jari-jari kaki,” jelasnya.
Kondisi ini kemudian mengubah postur tubuh secara keseluruhan, termasuk cara berjalan. Jika tidak ditangani, ketidakseimbangan postur ini bisa menjalar ke bagian tubuh lain seperti lutut, pinggang, bahkan tulang belakang.
Pemilihan Alas Kaki Sangat Penting
Salah satu cara untuk mengurangi risiko nyeri kaki akibat perubahan hormonal atau postur tubuh adalah dengan memilih alas kaki yang tepat. Gupta menyarankan agar wanita yang sedang menjalani masa kehamilan atau menopause menggunakan alas kaki dengan penyangga lengkungan kaki atau ortotik khusus sesuai kebutuhan.
“Penggantian alas kaki sangat penting di masa-masa tersebut. Pilih alas kaki dengan bantalan yang cukup dan memiliki fitur penyangga kaki agar beban tubuh bisa didistribusikan secara merata,” ucap Gupta.
Ia juga menyarankan agar para wanita rutin melakukan latihan pose berdiri dengan satu kaki. Gerakan ini tidak hanya membantu melatih keseimbangan, tetapi juga mengaktifkan otot-otot kecil di kaki yang jarang terlatih dalam aktivitas sehari-hari. Menurut Gupta, latihan semacam ini sangat bermanfaat, terutama bagi wanita berusia 30-40 tahun.
Kesalahan Penggunaan Sepatu Bisa Memperparah
Selain faktor hormonal, nyeri kaki juga dapat diperparah oleh penggunaan alas kaki yang kurang tepat. Sepatu atau sandal yang terlalu sempit, hak tinggi yang digunakan dalam waktu lama, hingga kebiasaan berdiri berjam-jam akan memperburuk kondisi postur tubuh, terutama postur panggul dan tulang belakang.
“Kesalahan dalam memilih alas kaki bisa membuat postur tubuh menjadi tidak ideal. Lama kelamaan, ini bisa memicu gangguan di panggul hingga tulang belakang,” tambah Gupta.
Beberapa solusi sederhana yang bisa dilakukan antara lain dengan rutin beristirahat untuk meregangkan kaki, memijat kaki menggunakan rol bertekstur, atau memakai bantalan silikon pada tumit untuk mengurangi tekanan. Gupta juga menyarankan aktivitas sederhana seperti berjalan tanpa alas kaki di atas rumput selama 10 menit untuk membantu menstabilkan biomekanik tubuh.
Nyeri Kaki pada Penderita PCOS
Tak hanya itu, wanita yang menderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami nyeri kaki. Hal ini disebabkan oleh adanya peradangan sistemik dan resistensi insulin yang memengaruhi metabolisme tubuh.
“Wanita dengan PCOS bisa mengalami nyeri kaki yang sulit dijelaskan. Biasanya ini berkaitan dengan peradangan dalam tubuh serta gangguan metabolisme yang mengarah ke plantar fasciitis,” ungkap Gupta.
Sebagai solusi, ia menyarankan penerapan pola makan anti-inflamasi yang dipantau oleh ahli gizi, konsumsi suplemen magnesium, dan melakukan aktivitas fisik berdampak rendah seperti yoga atau pilates.
Perbaiki Postur untuk Kesehatan Jangka Panjang
Menurut Gupta, salah satu penyebab nyeri kaki yang sering tidak disadari adalah postur tubuh yang buruk. Postur tubuh yang tidak seimbang bukan hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga menimbulkan berbagai keluhan fisik, termasuk nyeri pada kaki.
“Banyak wanita mengeluhkan nyeri kaki, padahal akar permasalahannya ada di postur tubuh yang salah. Untuk itu, saya menyarankan latihan pilates atau latihan penyelarasan postur secara rutin,” tuturnya.
Beberapa gerakan sederhana seperti latihan memanjangkan leher, duduk tegak, atau berbaring telentang dengan kaki ditempelkan di dinding bisa membantu memperbaiki postur tubuh. Selain itu, Gupta menyarankan untuk berkonsultasi dengan fisioterapis guna menyelaraskan postur kaki dengan panggul.
“Latihan pernapasan diafragma serta integrasi kaki dengan otot inti tubuh sangat baik dilakukan untuk memperbaiki koordinasi tubuh. Dengan latihan yang konsisten, postur tubuh akan menjadi lebih baik, dan keluhan nyeri kaki pun bisa berkurang,” jelas Gupta.
Pencegahan Lebih Baik
Nyeri kaki bukanlah masalah yang harus dibiarkan berlarut-larut. Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Dengan memperhatikan penggunaan alas kaki yang tepat, melakukan latihan fisik rutin, serta menjaga postur tubuh, risiko nyeri kaki dapat diminimalkan.
“Jagalah kaki Anda, karena kaki adalah fondasi tubuh kita. Jika fondasinya kuat, tubuh juga akan lebih stabil dan sehat,” pungkas Gupta.
Dengan memahami berbagai penyebab nyeri kaki dan menerapkan langkah-langkah pencegahannya, diharapkan para wanita dapat lebih nyaman dalam beraktivitas sehari-hari serta menjaga kualitas hidup mereka tetap optimal.