BMKG Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah

Kamis, 02 Oktober 2025 | 11:35:22 WIB
BMKG Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi dinamika cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di berbagai wilayah Indonesia. 

Peringatan tersebut mencakup potensi hujan disertai petir, angin kencang, banjir rob, hingga suhu panas maksimum di beberapa daerah.

Prakirawan cuaca BMKG, Muhammad Risky, dalam siaran daring pada Kamis, 2 Oktober 2025, menyampaikan bahwa fenomena ini merupakan hasil dari kombinasi dinamika atmosfer, termasuk adanya bibit siklon tropis yang tengah berkembang. 

“Masyarakat perlu tetap waspada karena kondisi cuaca berpotensi cukup ekstrem di sejumlah wilayah. Kami mencatat adanya potensi banjir rob, hujan intensitas sedang hingga lebat, bahkan hujan petir, serta suhu panas maksimum yang bisa mencapai lebih dari 30 derajat Celcius,” ujar Risky.

Daerah Terdampak Banjir Rob dan Hujan Petir

Menurut BMKG, banjir rob berpotensi terjadi di pesisir Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Kondisi pasang air laut yang cukup tinggi diiringi cuaca hujan berpotensi menambah risiko genangan di kawasan tersebut.

Selain itu, sejumlah kota diprediksi akan mengalami hujan berintensitas ringan, antara lain Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Bengkulu, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Tanjung Selor, Palangka Raya, Palu, Manado, Ambon, Manokwari, Nabire, Jayapura, hingga Jayawijaya.

Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan terjadi di Pangkalpinang, Serang, Mamuju, Sorong, dan Merauke. Sementara itu, hujan yang disertai petir diprediksi mengguyur Palembang, Jakarta, dan Pontianak. Kondisi ini, menurut BMKG, berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat dan transportasi, sehingga warga diimbau lebih berhati-hati.

Cuaca Berawan Tebal dan Suhu Panas

Selain hujan, BMKG juga mengingatkan potensi cuaca berawan tebal hingga berkabut yang berpeluang terjadi di beberapa kota besar. Kota yang masuk dalam kategori ini antara lain Surabaya, Denpasar, Mataram, Kupang, Samarinda, Banjarmasin, Makassar, Kendari, Gorontalo, serta Ternate.

Adapun suhu di wilayah tersebut diperkirakan berkisar antara 28 hingga 34 derajat Celcius. “Kondisi suhu maksimum pada siang hari dapat mencapai 30–34 derajat Celcius di sejumlah kota, seperti Denpasar, Mataram, Kupang, Samarinda, Tanjung Selor, Palangka Raya, dan Banjarmasin,” jelas Risky.

Pengaruh Bibit Siklon Tropis dan Sirkulasi Siklonik

Risky menambahkan, cuaca ekstrem kali ini juga dipengaruhi oleh terdeteksinya Bibit Siklon Tropis 93W yang berada di timur Filipina dan memanjang hingga Papua bagian utara. Fenomena tersebut diperkirakan dapat berkembang menjadi siklon tropis dalam kurun waktu 24 jam ke depan.

Selain itu, sirkulasi siklonik juga terpantau di Samudera Hindia barat daya Sumatera, wilayah Sumatera Barat–Bengkulu, barat daya Banten, Sulawesi Tenggara, Maluku, hingga Papua Pegunungan. 

Kondisi ini, menurut BMKG, berperan dalam peningkatan pertumbuhan awan hujan dan mempercepat angin permukaan hingga lebih dari 25 knot di sejumlah wilayah Nusantara.

“Keberadaan bibit siklon serta sirkulasi siklonik tersebut membuat kondisi atmosfer menjadi lebih labil. Hal ini mendorong terbentuknya awan konvektif yang memicu hujan lebat, angin kencang, bahkan petir di beberapa lokasi,” terang Risky.

Imbauan Kewaspadaan untuk Masyarakat

BMKG mengimbau masyarakat agar selalu memperhatikan prakiraan cuaca harian serta memperbarui informasi resmi melalui kanal BMKG. Langkah antisipasi juga perlu dilakukan, seperti memastikan sistem drainase di sekitar rumah berfungsi baik untuk meminimalkan risiko genangan.

Selain itu, masyarakat pesisir diminta berhati-hati terhadap ancaman banjir rob, sementara para nelayan dan pelaku aktivitas laut diimbau untuk menghindari melaut saat kondisi gelombang tinggi. 

Bagi masyarakat perkotaan, perhatian lebih perlu diberikan pada kondisi jalanan saat hujan deras agar terhindar dari bahaya kecelakaan lalu lintas.

Di sisi lain, BMKG juga menekankan pentingnya menjaga kondisi tubuh menghadapi suhu panas. Warga diharapkan mengurangi aktivitas berat di luar ruangan pada siang hari, tetap terhidrasi dengan baik, serta mengenakan pelindung diri seperti topi atau payung.

Cuaca Ekstrem dan Pembelajaran Mitigasi

Fenomena cuaca ekstrem yang berulang kali terjadi di Indonesia dinilai BMKG sebagai bagian dari perubahan iklim global yang semakin nyata. Perubahan pola cuaca ekstrem mendorong perlunya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meminimalkan dampak buruk terhadap aktivitas sosial-ekonomi.

BMKG menekankan bahwa kesiapan menghadapi bencana hidrometeorologi sangat ditentukan oleh sinergi antara informasi cuaca yang akurat dan respons cepat masyarakat maupun pemangku kebijakan. 

“Mitigasi menjadi kunci. Dengan informasi yang tepat waktu, kita bisa mempersiapkan langkah antisipasi yang lebih baik,” ujar Risky.

Dengan berbagai potensi cuaca yang telah dipaparkan, BMKG kembali menegaskan bahwa kewaspadaan kolektif sangat dibutuhkan. 

Dari banjir rob di pesisir, hujan deras dan petir di perkotaan, hingga suhu panas di beberapa daerah, semuanya membutuhkan perhatian serius agar aktivitas masyarakat tetap aman.

“Indonesia adalah negara kepulauan yang rentan dengan dinamika cuaca ekstrem. Karena itu, kesiapan dan kewaspadaan kita semua menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan,” pungkas Risky.

Terkini